BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Setiap
manusia pasti mengalami proses pertumbuhan dan perkembangan dari
bayi sampai menjadi tua. Masa tua merupakan masa hidup manusia
yang terakhir, dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya
sehari-hari lagi. Lansia banyak menghadapi berbagai masalah kesehatan yang
perlu penanganan segera dan terintegrasi.
Lansia
atau lanjut usia adalah periode dimana manusia telah mencapai kemasakan dalam
ukuran dan fungsi. Selain itu lansia juga masa dimana seseorang akan mengalami
kemunduran dengan sejalannya waktu. Ada beberapa pendapat mengenai usia
seseorang dianggap memasuki masa lansia, yaitu ada yang menetapkan pada umur 60
tahun, 65 tahun, dan ada juga yang 70 tahun. Tetapi Badan Kesehatan Dunia (WHO)
menetapkan bahwa umur 65 tahun sebagai usia yang menunjukkan seseorang telah
mengalami proses menua yang berlangsung secara nyata dan seseorang itu telah
disebut lansia.
Secara
umum orang lanjut usia dalam meniti kehidupannya dapat dikategorikan dalam dua
macam sikap. Pertama, masa tua akan diterima dengan wajar melalui kesadaran
yang mendalam, sedangkan yang kedua, manusia usia lanjut dalam menyikapi
hidupnya cenderung menolak datangnya masa tua, kelompok ini tidak mau menerima
realitas yang ada (Hurlock, 1996 : 439).
B. Rumusan Masalah
Berdasarkan
latar belakang diatas, maka penyusun merumuskan masalah sebagai
Berikut
1. Apa
yang dimaksud dengan lansia ?
2. Apa
saja ciri – ciri dari lansia ?
3. Bagaimana
perkembangan lansia ?
4. Apa
saja perubahan yang terjadi pada lansia ?
5. Apa
saja masalah yang dihadapi oleh lansia?
6. Bagaimana
upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi manusia?
C. Tujuan
1. Untuk
mengetahui pengertian dari lansia
2. Untuk
mengetahui ciri – ciri lansia
3. Untuk
mengetahui Tugas dan perkembangan lansia
4. Untuk
mengetahui perubahan yang terjadi pada lansia
5. Untuk
mengetahui masalah yang dihadapi oleh lansia.
6. Untuk
mengetahui upaya atau cara untuk mengatasi masalah yang dihadapi lansia
D. Metode Penelitian
Dalam penulisan makalah ini, penyusun menggunakan studi literatur yaitu buku
atau informasi dan internet.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian
dari lansia
Pengertian Dewasa akhir (lansia) menurut beberapa ahli:
1. Menurut J.W. Santrock (J.W.Santrock,
2002, h.190), ada dua pandangan tentang definisi orang lanjut usia atau lansia,
yaitu menurut pandangan orang barat dan orang Indonesia. Pandangan orang barat
yang tergolong orang lanjut usia atau lansia adalah orang yang sudah berumur 65
tahun keatas, dimana usia ini akan membedakan seseorang masih dewasa atau sudah
lanjut. Sedangkan pandangan orang Indonesia, lansia adalah orang yang berumur
lebih dari 60 tahun. Lebih dari 60 tahun karena pada umunya di Indonesia dipakai
sebagai usia maksimal kerja dan mulai tampaknya ciri-ciri ketuaan.
2. Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).
2. Menurut Hurlock (2002), tahap terakhir dalam perkembangan ini dibagi menjadi usia lanjut dini yang berkisar antara usia enampuluh sampai tujuh puluh tahun dan usia lanjut yang dimulai pada usia tujuh puluh tahun hingga akhir kehidupan seseorang. Orangtua muda atau usia tua (usia 65 hingga 74 tahun) dan orangtua yang tua atau usia tua akhir (75 tahun atau lebih) (Baltes, Smith&Staudinger, Charness&Bosmann) dan orang tua lanjut (85 tahun atau lebih) dari orang-orang dewasa lanjut yang lebih muda (Johnson&Perlin).
B. CIRI-CIRI
LANSIA
Ciri-ciri dewasa akhir
·
Sikap
sosial terhadap usia lanjut. Kebanyakan masyarakat menganggap orang berusia
lanjut tidak begit dibutuhkan katena energinya
sudah melemah. Tetapi, ada juga masyarakat yang masih menghormati orang yang
berusia lanjut terutama yang dianggap berjasa bagi masyarakat sekitar
·
Mempunyai
status kelompok minoritas. Adanya sikap sosial yang negatif tentang usia
lanjut.
·
Adanya
perubahan peran. Karena tidak dapat bersaing lagi dengan kelompok yang lebih
muda.
·
Penyesuaian
diri yang buruk. Timbul karena adanya konsep diri yang negatif yang disebabkan
oleh sikap sosial yang negatif.
·
Ada
keinginan untuk menjadi muda kembali. Mencari segala cara untuk memperlambat
penuaan.
C. TUGAS DAN
PERKEMBANGAN PADA LANSIA
Usia
lanjut merupakan usia yang mendekati akhir siklus kehidupan manusia di dunia.
Usia tahap ini dimulai dari 60 tahunan sampai akhir kehidupan. Usia lanjut
merupakan istilah tahap akhir dari proses penuaan. Semua orang akan mengalami
proses menjadi tua, dan masa tua merupakan masa hidup manusia yang terakhir,
dimana pada masa ini seseorang mengalami kemunduran fisik, mental dan sosial
sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya sehari-hari lagi.
Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan dan penurunan, yang
penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari pada tahap usia
baya. Penuaan merupakan perubahan kumulatif pada makhluk hidup, termasuk tubuh,
jaringan dan sel, yang mengalami penurunan kapasitas fungsional. Pada manusia ,
penuaan dihubungkan dengan perubahan degenerative pada kulit, tulang jantung,
pembuluh darah, paru-paru, saraf dan jaringan tubuh lainya. Dengan kemampuan
regeneratife yang terbatas, mereka lebih rentan terhadap berbagai penyakit,
sindroma dan kesakitan dibandingkan dengan orang dewasa lain. Untuk menjelaskan
penurunan pada tahap ini, teradapat berbagai perbedaan teori, namun para pada
umumnya sepakat bahwa proses ini lebih banyak ditemukan oleh faktor gen.
Penelitian telah menemukan bahwa tingkat sel, umur sel manusia ditentukan oleh
DNA yang disebut telomere, yang beralokasi pada ujung kromosom. Ketentuan dan
kematian sel terpicu ketika
telomere berkurang ukuranya pada ujung kritis tertentu.
Ø Tugas Perkembangan dewasa akhir
Adapun tugas perkembangan pada masa dewasa akhir ini, diantaranya:
• Menciptakan kepuasan dalam keluarga sebagai tempat tinggal di hari tua.
• Menyesuaikan hidup dengan penghasilan sebagai pensiunan
• Membina kehidupan rutin yang menyenangkan.
• Saling merawat sebagai suami-istri
• Mampu menghadapi kehilangan (kematian) pasanan dengan sikap yang positif (menjadi janda atau duda).
• Melakukan hubungan dengan anak-anak dan cucu-cucu.
• Menemukan arti hidup dengan nilai moral yang tinggi.
D. PERUBAHAN YANG TERJADI
Fisik
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis. Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa akhir, diantanya adalah :
Perkembangan fisik pada masa lansia terlihat pada perubahan perubahan fisiologis yang bisa dikatakan mengalami kemunduran, perubahan perubahan biologis yang dialami pada masa lansia yang terlihat adanya kemunduran tersebut sangat berpengaruh terhadap kondisi kesehatan dan terhadap kondisi psikologis. Menurut Hurlock (1980) terjadi perubahan fisik berupa penampilan pada usia dewasa akhir, diantanya adalah :
1. Daerah kepala
·
Hidung
menjulur lemas
·
Bentuk
mulut akan berubah karena hilangnya gigi
·
Mata
kelihatan pudar
·
Dagu
berlipat dua atau tiga
·
Kulit
berkerut/keriput dan kering
·
Rambut
menipis dan menjadi putih
2. Daerah Tubuh
·
Bahu
membungkuk dan tampak mengecil
·
Perut
membesar dan tampak membuncit
·
Pinggul
tampak mengendor dan tampak lebih besar
·
Garis
pinggang melebar
·
Payudara
pada wanita akan mengendor
3. Daerah persendian
·
Pangkal
tangan menjadi kendor dan terasa berat
·
Kaki
menjadi kendor dan pembuluh darah balik menonjol
·
Tangan
menjadi kurus kering
·
Kaki
membesar karena otot-otot mengendor
·
Kuku
tangan dan kaki menebal, mengeras dan mengapur.
Kognitif Kecerdasan
dan Kemampuan Memproses Kecepatan memproses informasi mengalami penurunan pada
masa dewasa akhir. Ada beberapa bukti bahwa orang-orang dewasa lanjut kurang
mampu mengeluarkan kembali informasi yang telah disimpan dalam ingatannya. Meskipun
kecepatan tersebut perlahan-lahan
menurun, namun terdapat variasi individual di dalam kecakapan ini. Dan ketika
penurunan itu terjadi hal ini tidak secara jelas menunjukkan perngaruhnya
terhadap kehidupan kita dalam beberapa segi substansial.
Misalnya, pada suatu eksperimen yang
mempelajari waktu reaksi dan keterampilan mengetik dari juru ketik pada semua
usia (salthouse, 1984). Juru ketik tua biasanya memiliki reaksi-reaksi yang
lambat, namun mereka sebenarnya mengetik sama cepatnya dengan juru ketika yang
masih muda.Barangkali para juru ketik tua itu lebih cepat mengetik pada saat
mereka masih muda dan pelan-pelan mulai melambat, tetapi hasilnya pada kondisi
lain menunjukkan bahwa ada hal lain yang telah terlibat. Ketika jumlah karakter
yang dapat dilihat selanjutnya oleh para juru ketik itu terbatas, kecepatan
mengetik pada juru ketik tua menurun secara substansial; para juru ketik muda
kurang begitu terpengaruh dengan keterbatasan ini. Para juru ketik tua telah
belajar untuk melihat jauh ke depan, sehingga memberi kesempatan pada mereka
untuk mengetik sama cepatnya dengan rekan-rekannya yang lebih muda.
Pekerjaan
Pada tahun
1980-an, persentase laki-laki berusia di atas 65 tahun yang tetap bekerja purna
waktu lebih kecil dibanding pada awal abad 20. Penurunan yang terjadi dari
tahun 1900 sampai tahun 1980-an sebesar 70% (Douvan, 1983). Satu perubahan
penting dari pola pekerjaan orang-orang dewasa lanjut adalah meningkatnya
perkejaan-pekerjaan paruh waktu. Mis: dari tiga juta lebih orang dewasa berusia
di atas 65 tahun yang pekerja pada tahun 1986, lebih dari separuhnya merupakan
pekerja-pekerja paruh waktu.
Pengaturan Tempat Tinggal
Satu
stereotipe dari para lansia adalah bahwa mereka tinggal di dalam
institusi-institusi-rumah sakit, rumah sakit jiwa, panti jompo (nursing home),
dan sebagainya.
Semakin tua seseorang, semakin besar hambatan mereka untuk tinggal sendirian. Mayoritas orang dewasa lanjut yang tinggal sendirian adalah janda, tinggal sendirian sebagai orang dewasa lanjut tidaklah berarti kesepian. Karena para lansia yang dapat menopang dirinya sendiri ketika hidup sendiri seringkali memiliki kesehatan yang baik dan sedikt ketidakmampuan, dan mereka selalu memiliki hubungan sosial dengan sanak keluarga, teman-teman, dan para tetangga.
Semakin tua seseorang, semakin besar hambatan mereka untuk tinggal sendirian. Mayoritas orang dewasa lanjut yang tinggal sendirian adalah janda, tinggal sendirian sebagai orang dewasa lanjut tidaklah berarti kesepian. Karena para lansia yang dapat menopang dirinya sendiri ketika hidup sendiri seringkali memiliki kesehatan yang baik dan sedikt ketidakmampuan, dan mereka selalu memiliki hubungan sosial dengan sanak keluarga, teman-teman, dan para tetangga.
Perkembangan Psikis
·
Perkembangan
Intelektual
Menurut
david Wechsler dalam Desmita (2008) kemunduran kemampuan mental merupakan
bagian dari proses penuaan organisme sacara umum, hampir sebagian besar
penelitian menunjukan bahwa setelah mencapai puncak pada usia antara 45-55
tahun, kebanyakan kemampuan seseorang secara terus menerus mengalami penurunan,
hal ini juga berlaku pada seorang lansia. Kemerosotan intelektual lansia ini
pada umumnya merupakan sesuatau yang tidak dapat dihindarkan, disebabkan
berbagai faktor, seperti penyakit, kecemasan atau depresi. Tatapi kemampuan
intelektual lansia tersebut pada dasarnya dapat dipertahankan. Salah satu
faktor untuk dapat mempertahankan kondisi tersebut salah satunya adalah dengan
menyediakan lingkungan yang dapat merangsang ataupun melatih ketrampilan
intelektual mereka, serta dapat mengantisipasi terjadinya kepikunan.
·
Perkembangan
Emosional
Memasuki
masa tua, sebagian besar lanjut usia kurang siap menghadapi dan menyikapi masa
tua tersebut, sehingga menyebabkan para lanjut usia kurang dapat menyesuaikan
diri dan memecahkan masalah yang dihadapi (Widyastuti, 2000). Munculnya rasa
tersisih, tidak dibutuhkan lagi, ketidakikhlasan menerima kenyataan baru
seperti penyakit yang tidak kunjung sembuh, kematian pasangan, merupakan
sebagian kecil dari keseluruhan perasaan yang tidak enak yang harus dihadapi
lanjut usia.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.
Sejalan dengan bertambahnya usia, terjadinya gangguan fungsional, keadaan depresi dan ketakutan akan mengakibatkan lanjut usia semakin sulit melakukan penyelesaian suatu masalah. Sehingga lanjut usia yang masa lalunya sulit dalam menyesuaikan diri cenderung menjadi semakin sulit penyesuaian diri pada masa-masa selanjutnya.
Yang dimaksud dengan penyesuaian diri pada lanjut usia adalah kemampuan orang yang berusia lanjut untuk menghadapi tekanan akibat perubahan perubahan fisik, maupun sosial psikologis yang dialaminya dan kemampuan untuk mencapai keselarasan antara tuntutan dari dalam diri dengan tuntutan dari lingkungan, yang disertai dengan kemampuan mengembangkan mekanisme psikologis yang tepat sehingga dapat memenuhi kebutuhan– kebutuhan dirinya tanpa menimbulkan masalah baru.
·
Perkembangan
Spiritual
Sebuah
penelitian menyatakan bahwa lansia yang lebih dekat dengan agama menunjukkan
tingkatan yang tinggi dalam hal kepuasan hidup, harga diri dan optimisme.
Kebutuhan spiritual (keagamaan) sangat berperan memberikan ketenangan batiniah,
khususnya bagi para Lansia. Rasulullah bersabda “semua penyakit ada obatnya
kecuali penyakit tua”. Sehingga religiusitas atau penghayatan keagamaan besar
pengaruhnya terhadap taraf kesehatan fisik maupun kesehatan mental, hal ini
ditunjukan dengan penelitian yang dilakukan oleh Hawari (1997), bahwa :
Perkembangan Kepribadian
·
Freud
Percaya bahwa pada usia lanjut, kita kembali kepada kecenderungan2 narsistik masa kanak-kanak awal (Santrock, 2002: 250). Artinya tindakan yang dibuat harus diperlihatkan kepada orang lain. Ketika itu tidak bisa dilakukan maka tidak akan memperoleh kepuasan.
Percaya bahwa pada usia lanjut, kita kembali kepada kecenderungan2 narsistik masa kanak-kanak awal (Santrock, 2002: 250). Artinya tindakan yang dibuat harus diperlihatkan kepada orang lain. Ketika itu tidak bisa dilakukan maka tidak akan memperoleh kepuasan.
·
Carl
Jung Mengatakan bahwa pada usia lanjut, pikiran tenggelam jauh di dalam ketidaksadaran
(Santrock, 2002: 250). Berdasarkan pendapat Jung ini, mungkin saja hal ini yang
membuat orang yang sudah tua mudah lupa, karena sulit untuk memanggilnya
kembali ke alam sadar. Hal ini mungkin saja disebabkan oleh sedikitnya kontak
dengan realitas, sehingga pikirannya terpendam dalam ketidaksadaran
·
Erikson
Integritas Vesus Keputusasaan Percaya bahwa masa dewasa akhir dicirikan oleh tahap terakhir dari delapan tahap siklus kehidupan. Tahun-tahun akhir kehidupan merupakan suatu masa untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan selama hudupnya. Jika kehidupan sebelumnya dapat dijalani dengan baik maka akan merasakan kepuasan/integritas pada masa tuanya, dan sebaliknya.
Integritas Vesus Keputusasaan Percaya bahwa masa dewasa akhir dicirikan oleh tahap terakhir dari delapan tahap siklus kehidupan. Tahun-tahun akhir kehidupan merupakan suatu masa untuk melihat kembali apa yang telah dilakukan selama hudupnya. Jika kehidupan sebelumnya dapat dijalani dengan baik maka akan merasakan kepuasan/integritas pada masa tuanya, dan sebaliknya.
Bahaya Fisik dan Psikis Lansia
Secara
individu, pengaruh proses menua dapat menimbulkan berbagai masalah fisik baik
secara fisik-biologik, mental maupun sosial ekonomis. Dengan semakin lanjut
usia seseorang, mereka akan mengalami kemunduran terutama di bidang kemampuan
fisik, yang dapat mengakibatkan penurunan pada peranan-peranan sosialnya. Hal
ini mengkibatkan pula timbulnya gangguan di dalam hal mencukupi kebutuhan
hidupnya sehingga dapat meningkatkan ketergantunga yang memerlukan bantuan
orang lain.
Lanjut usia tidak saja di tandai dengan kenunduran fisik, tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang hal mana akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang (Stanley, 2007).
Lanjut usia tidak saja di tandai dengan kenunduran fisik, tetapi dapat pula berpengaruh terhadap kondisi mental. Semakin lanjut seseorang, kesibukan sosialnya akan semakin berkurang hal mana akan dapat mengakibatkan berkurangnya integrasi dengan lingkungannya. Hal ini dapat memberikan dampak pada kebahagiaan seseorang (Stanley, 2007).
Beberapa Tanda Bahaya Yang Sebaiknya Diantisipasi
1. Bahaya fisik yang umum terjadi pads
usia lanjut
ü Penyakit degeneratif/penyakit
kronis.
ü Adanya hambatan fisik (penglihatan,
pendengaran, otot, tulang dll.).
ü Gangguan pada gigi/gusinya.
ü Berkurangnya pemasukan gizi, karena
minat makan yang berkurang, dalam hal ini dirinya ada rasa takut dan juga
murung, ingin makan bersama orang lain.
ü Menurunnya kemampuan dan gairah
seksual.
ü Mereka tergolong rentan/rawan
terhadap kecelakaan.
ü Bahaya Psikis Pada Lansia
ü Ketidaksiapan untuk mengadakan
perubahan pola kehidupannya, contoh: misalnya mereka harus memutuskan mendiami
rumah yang tidak terlalu besar lagi, karena anakanak sudah menikah semua dan
mempunyai keluarga sendiri.
• Dapat pula muncul pemikiran pada orang usia lanjut bahwa
proses mental mereka sudah mulai dan sedang menurun. Misalnya mereka mengeluh
sangat pelupa, kesulitan dalam menerima hal baru. Dan mereka juga merasa tidak
tahan dengan tekanan, perasaan seperti ini membentuk mental mereka seolah
tertidur, dengan keyakinan bahwa dirinya sudah terlalu tua untuk mengerjakan
hal tertentu, mereka menarik diri dari semua bentuk kegiatan.
• Masalah psikologis lain yang dapat menjadi gangguan adalah perasaan bersalah karena menganggur. Sering kali hal ini akan tergantung dari sistem nilai yang ada dalam dirinya, seberapa jauh orang usia lanjut ini sangat mementingkan materi, dan seberapa jauh dia menilai pentingnya bekerja. Mereka merasa sangat membutuhkan pekerjaan agar sangat dihargai oleh orang lain, ingin memperoleh perhatian. Berkaitan dengan hal ini, mereka juga menyadari bahwa pendapatan mereka menurun.
• Masalah psikologis lain yang dapat menjadi gangguan adalah perasaan bersalah karena menganggur. Sering kali hal ini akan tergantung dari sistem nilai yang ada dalam dirinya, seberapa jauh orang usia lanjut ini sangat mementingkan materi, dan seberapa jauh dia menilai pentingnya bekerja. Mereka merasa sangat membutuhkan pekerjaan agar sangat dihargai oleh orang lain, ingin memperoleh perhatian. Berkaitan dengan hal ini, mereka juga menyadari bahwa pendapatan mereka menurun.
• Gangguan psikologis yang dipandang paling berbahaya adalah
sikap mereka yang ingin tidak terlibat secara sosial. Sikap ini akan membuat
mereka mudah curiga terhadap orang lain, atau menuntut perhatian berlebihan,
atau mengasingkan diri dengan munculnya rasa tidak berguna dan rasa murung,
rendah diri, bahkan juga mungkin akan menjadi sangat apatis.
BAB III
PENUTUP
A.
Kesimpulan
Pada Usia
65 tahun seseorang dianggap telah memasuki masa lansia atau lanjut usia. Usia
tua dipandang sebagai masa kemunduran, masa kelemahan manusiawi dan sosial
sangat tersebar luas dewasa ini. Orang yang memasuki usia lanjut
(lansia) memiliki ciri – ciri khas, diantaranya usia lanjut merupakan periode
kemunduran, orang lanjut
usia memiliki status kelompok minoritas, menua
membutuhkan perubahan peran, dan penyesuaian yang buruk pada lansia. Pada lansia biasanya mengalami kemunduran fisik,
mental dan sosial sedikit demi sedikit sehingga tidak dapat melakukan tugasnya
sehari-hari lagi. Tahap usia lanjut adalah tahap di mana terjadi penuaan
dan penurunan, yang penururnanya lebih jelas dan lebih dapat diperhatikan dari
pada tahap usia baya. Pada lansia terjadi banyak perubahan, diantaranya
perkembangan jasmani/fisik, perkembangan intelektual, perkembangan emosi,
perkembangan spiritual, perubahan sosial, perubahan kehidupan keluarga, dan
hubungan sosio-emosional lansia.
Lansia mengalami perubahan dalam kehidupannya sehingga
menimbulkan beberapa masalah dalam kehidupannya, diantaranya pada masalah
fisik, intelektual, emosi, dan spiritual. Misalnya saja dalam hal intelektual,
lansia lebih sering mengalami pikun atau sulit untuk mengingat.
B.
Saran
Setelah
penyusun membuat makalah ini, penyusun menjadi tahu tentang perkembangan yang
terjadi pada lansia. Lansia adalah masa dimana seseorang mengalami kemunduran,
dimana fungsi tubuh kita sudah tidak optimal lagi. Oleh karena itu sebaiknya
sejak muda kita persiapkan dengan sebaik – sebaiknya masa tua kita. Gunakan
masa muda dengan kegiatan yang bermanfaat agar tidak menyesal di masa tua.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar