Minggu, 05 Juni 2016

Media BK - Alih Peran

BAB I
PENDAHULUAN
A.       Latar Belakang
Metode pengajaran nilai atau norma masyarakat yang sudah dilaksanakan melalui proses pendidikan formal di sekolah khususnya sekolah dasar disinyalir kurang berhasil memberikan dampak positif terhadap pembentukan perilaku individu. Ditandai masih banyak dijumpainya perilaku yang tidak sesuai dengan norma masyarakat itu sendiri. Serangkaian pola perilaku yang ada pada siswa sekolah dasar saat ini adalah hasil dari proses belajar dari masa sebelumnya. Proses belajar individu sangat dipengaruhi lingkungan tempat mereka berada. Lingkungan yang dimaksud diantaranya rumah, sekolah, teman bermain dan masyarakat luas.
Salah satu upaya menyelenggarakan pengajaran nilai yang efektif adalah dengan mendesain suatu proses yang disesuaikan dengan karakter siswa dan tujuan pembelajaran tersebut. Alih Peran ( Drama ) sebagai upaya pembelajaran nilai melalui pendekatan bermain dan pen-drama-an suatu cerita yang mengandung pesan moral sesuai tema cerita. Harapannya jika mengetahui dampak negatif secara konkrit dari suatu perilaku maka akan menimbulkan kesan yang lebih nyata. Kemudian yang terjadi adalah ada upaya nyata menjauhi perilaku tersebut.
Teater adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafsiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater disebut prose teater atau disingkat berteater. Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehidupan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.

B.     Rumusan Masalah

-                   Apa Itu Alih Peran Atau Drama ?
-                   Bagaimana Alih Peran atau Drama yang Diterapkan disekolah?
-                   Bagaimana Metode Alih Peran (Drama) dalam Bimbingan?
-                   Apa manfaat Dari Alih Peran atau Drama?

C.    Tujuan
-                   Untuk Mengetahui Alih Peran Atau Drama.
-                   Untuk Mengetahui Alih Peran Atau Drama yang Diterapkan.
-                   Untuk Mengetahui Metode Alih Peran (Drama) dalam Bimbingan.
-                   Untuk Mengetahui Manfaat dari Alih Peran.


BAB II
PEMBAHASAN

A.          Pengertian Alih Peran ( Drama )
Alih Peran ( Drama ) adalah istilah lain dari drama, tetapi dalam pengertian yang lebih luas, teater adalah proses pemilihan teks atau naskah, penafsiran, penggarapan, penyajian atau pementasan dan proses pemahaman atau penikmatan dari public atau audience (bisa pembaca, pendengar, penonton, pengamat, kritikus atau peneliti). Proses penjadian drama ke teater disebut proses teater atau disingkat berteater.
Teater bisa diartikan dengan dua cara yaitu dalam arti sempit dan dalam arti luas. Teater dalam arti sempit adalah sebagai drama (kisah hidup dan kehiudpan manusia yang diceritakan di atas pentas, disaksikan orang banyak dan didasarkan pada naskah yang tertulis). Dalam arti luas, teater adalah segala tontonan yang dipertunjukkan di depan orang banyak contohnya wayang orang, ketoprak, ludruk dan lain-lain.

B.           Penerapan Alih Peran ( Drama ) Disekolah
Penerapan Alih peran atau drama dalam dunia pendidikan sangat baik bagi siswa sekolah dasar serta memperbaiki norma umum masyarakat pada siswa dalam rangka memberikan terapi terhadap pola perilaku mal-adaptif yang tampak pada siswa sekolah dasar. Perilaku mal-adaptif adalah keadaan dimana siswa sekolah dasar kurang bisa menerapkan tugas-tugas perkembangan yang seharusnya dilakukan. Dengan diterapkannya Alih peran atau drama disekolah dasar bisa mengurangi kekerasan dan perkelahian yang sering terjadi antara siswa sekolah dasar.
Pengajaran drama diklasifikasikan ke dalam dua golongan yaitu pengajaran teks drama yang termasuk sastra dan pementasan drama yang termasuk teater. Dalam proses bimbingan kedua proses tersebut dilakukan bertujuan siswa dapat menangkap makna yang terdapat dari cerita atau peran yang dimainkan. Bermain peran adalah pementasan drama yang sangat sederhana dengan peran yang diambil dari kehidupan nyata sehari-hari.

C.    Metode Alih Peran ( Drama ) dalam Bimbingan
Bimbingan adalah proses bantuan yang diberikan kepada individu dalam menghindari atau mengatasi kesulitan-kesulitan dari dalam kehidupannya agar individu dapat mencapai kesejahteraan hidup (Bimo Walgito, 2004). Dalam proses bantuan kepada individu tersebut terdapat serangkaian instrumen, media dan metode. Salah satu metode yaitu alih peran (drama). Alih Peran ( Drama ) sebagai proses terapi adalah bantuan dengan cara individu atau kelompok diberikan bentuk cerita tertentu untuk diperankan. Harapannya individu dapat mengambil makna dan pesan moral yang implisit maupun eksplisit dari cerita tersebut. Pendekatan ini dipilih karena dianggap sesuai dengan tingkat perkembangan siswa.
Pola-pola hubungan stimulis-respon atau sebab-akibat dari suatu perbuatan akan secara realistis dapat dilihat dan dirasakan. Siswa diharapkan mendapatkan pemahaman dari terapi yang muaranya melakukan perubahan pada perilaku mal-adaptif yang nampak.
D.    Manfaat Alih Peran ( Drama )
Manfaat dari penerapan alih peran ( drama ) sangat tergantung penerapan dan kontribusi dari lingkungan sekolah, keluarga maupun masyarakat. Jika semua aspek tersebut mendukung akan alih peran atau drama yang diterapkan disekolah dasar akan berdampak positive bagi para siswa sekolah dasar tersebut untuk menghindari perilaku mal-adaptif yang selama ini sering di jumpai disekolah – sekolah dasar. Perilaku mal-adaptif tersebut sangat merugikan bagi siswa sekolah dasar yang tidak dapat melaksanakan tugas perkembangan, yang seharusnya tugas perkembangan tersebut berkembang dengan baik.
Adapun contoh dari perilaku mal-adaptif yang sering dijumpai disekolah dasar.:
1. Mengucapkan kata-kata kasar dan kotor.
2. Menyakiti (memukul) teman lain yang cenderung normatif terutama wanita
3. Membuat gaduh di kelas saat proses pembelajaran.
4. Mengambil barang orang lain.
5. Merusak fasilitas sekolah yang ada.
 BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Alih Peran ( Drama ) sebagai salah satu metode bimbingan akan sia-sia jika dalam pelaksanaannya tanpa dukungan faktor-faktor ubahan lain dalam pembentukan pola perilaku siswa.. Setiap lingkungan perkembangan siswa memberikan kontribusi pada perkembangan tersebut. Usaha dari sekolah hendaknya mendapat dukungan dari lingkungan diluarnya.
Alih peran (drama) yang dilaksanakan sesuai prosedur yang benar pun belum pasti merubah perilaku mal-adaptif, tetapi setidaknya memberikan pengalaman dan kesan konkrit pada siswa. Pengalaman yang menarik dan berkesan akan lebih lama disimpan dalam ingatan. Siswa setidaknya memiliki ingatan pemikiran bahwa setiap perbuatan baik yang dilakukan akan memberikan konsekuensi logis yang setimbang. Demikian juga sebaliknya.


Tidak ada komentar:

Posting Komentar