Seks And Gender
Seks adalah pembagian jenis
kelamin yang ditentukan secara biologis melekat pada jenis kelamin tertentu.
Seks berarti perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai mahluk yang secara
kodrati memiliki fungsi-fungsi organisme yang berbeda. Dalam arti perbedaan
jenis kelamin seks mengandung pengertian laki-laki dan perempuan terpisah
secara biologis. Laki-laki memiliki fisik yang kuat, otot yang kuat,
memiliki jakun, bersuara berat, memiliki penis, testis, sperma, yang berfungsi untuk
alat reproduksi dalam meneruskan keturunan. Perempuan dan laki-laki memiliki
ciri yang berbeda.
Perempuan memiliki hormon yang
berbeda dengan laki-laki, sehingga terjadi menstruasi, perasaan yang sensitif,
serta ciri-ciri fisik dan postur tubuh yang berbeda dengan laki-laki, seperti
bentuk pinggul yang lebih besar daripada laki-laki. Secara biologis alat-alat
biologis tersebut melekat pada laki-laki dan perempuan selamanya, fungsinya
tidak dapat dipertukarkan. Secara permanen tidak berubah dan merupakan
ketentuan biologi atau ketentuan Tuhan (kodrat).
Kata ’gender’ sering diartikan
sebagai kelompok laki-laki, perempuan, atau perbedaan jenis kelamin.
Namun sebenarnya
konsep gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang
dibentuk oleh faktor-faktor social maupun budaya, sehingga lahir beberapa
anggapan tentang peran social dan budaya laki-laki dan perempuan. Bentukan
social atas laki-laki dan perempuan itu antara lain: kalau perempuan dikenal sebagai
mahluk yang lemah, lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sedangkan laki-laki
dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa.Sifat-sifat di atas dapat dipertukarkan
dan berubah dari waktu kewaktu.
Pengertian Seks dan
Gander
Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang
telah ditentukan oleh Allah SWT berdasarkan
Fungsi biologis.
Misal: Laki – laki dapat memproduksi sperma, dan punya jakun Perempuaam bisa hamil dan mempunyai rahim. Sedangkan Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan pada peran dan
tanggung jawabnya yang ditetapkan oleh masyarakat. Pembahasan gender lebih menekankan pada karakteristik seperti
perilaku, sikap, danperan yang menempel atau ada pada pria dan wanita yang
berasal dari konstruksi sosial. Karena itu,karakteristik tersebut (perilaku,
sikap, dan peran) dapat dipertukarkan.
Dalam hal ini, pria dapat berperan selayaknya
pria namun juga bisa berperan sebagai wanita (menjalani nilai-nilai feminin:
memasak, menjahit, menjaga anak, dan sebagainya). Sedangkan wanita juga dapat
berperan sebagaimana seorang wanita, namun sudah banyak sekarang wanita yang
menggeluti peran pria juga (menjalani nilai-nilai maskulin: menarik becak,
bekerja di kantor sebagai wanita karir, supir Busway, dan sebagainya).
Perbedaan
antara gender dengan seks adalah sebagai berikut :
GENDER
|
SEKS
|
Bisa berubah
|
Tidak bisa berubah
|
Bisa dipertukarkan
|
Tidak bisa dipertukarkan
|
Tergantung musim
|
Berlaku sepanjang masa
|
Tergantung budaya
|
Berlaku di mana saja
|
Berbeda antara satu kelas dengan kelas
lainnya
|
Berlaku bagi kelas dan warna kulit apa
saja
|
Bukan kodrat Tuhan, tapi buatan
masyarakat.
|
Ditentukan oleh Allah SWTatau kodrat
|
Pembagian peran gender antara laki-laki dan perempuan dapat
diuraikan sebagai berikut :
LAKI-LAKI
|
PEREMPUAN
|
Produktif. Misalnya, cepat
menyelesaikan suatu pekerjaan dan banyak menciptakan/menghasilkan sesuatu.
|
Reproduktif.
|
Mengatur peran publik/umum seperti
pemerintahan.
|
Mengatur peran yang sifatnya berkaitan
dengan rumah tangga/domestik.
|
Bersifat maskulin/jantan. Misalnya,
berani dan tidak cengeng.
|
Bersifat feminin/kewanitaan. Misalnya,
berkata dengan lemah lembut.
|
Pencari nafkah utama
|
Pencari nafkah tambahan.
|
Diskriminasi Gender
Diskriminasi gender pada dasarnya adalah
pembedaan, penyingkiran, pembatasan ,atau sikap
pilih
kasih yang dilakukan seseorang kepada orang lain karena alasan jenis kelamin. Diskriminasi gender rmengakibatkan
penolakan atas pengakuan dan keterlibatan gender dalam suatu aktivitas atau
organisasi, serta pelanggaran atas hak asasi dalam bidang politik,ekonomi,
social dan budaya. Diskriminasi gender dapat terjadi dalam berbagai cara, di antaranya adalah sebagai
berikut.
1. Diskriminasi secara
langsung
2. Diskriminasi secara
tidak langsung
3. Diskriminasi sistematik
Pengertian Gender dan
Perbedaannya dengan Seks Dalam Pendidikan
Istilah gender pada awalnya dikembangkan
sebagai suatu analisis ilmu sosial oleh Ann
Oakley, dan sejak saat itulah menurutnya gender lantas dianggap sebagai
alat annalisis yang baik untuk memahami persoalan diskriminasi terhadap kaum
perempuan secara umum.
Gender berbeda dengan jenis kelamin (seks). Seks adalah pembagian jenis
kelamin yang ditentukan secara biologis dan melekat pada jenis kelamin
tertentu. Oleh karena itu, konsep jenis kelamin digunakan untuk membedakan
laki-laki dan perempuan berdasarkan unsur biologis dan
anatomi tubuh.
Sedangkan Gender adalah suatu istilah yang
digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara
sosial. Gender adalah kelompok atribut dan prilaku yang dibrntuk secara
kultural yang ada pada laki-laki dan perempuan.
Gender adalah konsep hubungan sosial
yang membedakan (memilahkan atau memisahkan) fungsi dan peran anttara
laki-laki dan perempuan. Perbedaan fungsi dan peran itu tidak ditentukan karena
keduanya terdapat perbedaan biologis atau kodrat, melainkan dibedakan menurut
kedudukan, fungsi, dan peran masing-masing dalam berbagai bidang kehidupan dan
pembangunan.
Pengertian Konsep Gender
Istilah
gender diperkenalkan oleh para ilmuwan sosial untuk menjelaskan perbedaan
perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan yang bersifat
bentukan budaya yang dipelajari dan disosialisasikan sejak kecil. Pembedaan ini
sangat penting, karena selama ini sering sekali mencampur adukan ciri-ciri
manusia yang bersifat kodrati dan yang bersifat bukan kodrati (gender).
Perbedaan
peran gender ini sangat membantu kita untuk memikirkan kembali tentang
pembagian peran yang selama ini dianggap telah melekat pada manusia perempuan
dan laki-laki untuk membangun gambaran relasi gender yang dinamis dan tepat
serta cocok dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat. Perbedaan konsep gender
secara sosial telah melahirkan perbedaan peran perempuan dan laki-laki dalam
masyarakatnya.
Secara umum
adanya gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, fungsi dan
bahkan ruang tempat dimana manusia beraktivitas. Sedemikian rupanya perbedaan
gender ini melekat pada cara pandang kita, sehingga kita sering lupa
seakan-akan hal itu merupakan sesuatu yang permanen dan abadi sebagaimana
permanen dan abadinya ciri biologis yang dimiliki oleh perempuan dan laki-laki.
Kata gender dapat diartikan sebagai perbedaan
peran, fungsi, status dan tanggungjawab pada laki-laki dan perempuan sebagai
hasil dari bentukan (konstruksi) sosial budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi
dari satu generasi ke generasi berikutnya.
Dengan
demikian gender adalah hasil kesepakatan antar manusia yang tidak bersifat
kodrati. Oleh karenanya gender bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dan
dari satu waktu ke waktu berikutnya. Gender tidak bersifat kodrati, dapat
berubah dan dapat dipertukarkan pada manusia satu ke manusia lainnya tergantung
waktu dan budaya setempat.
Teori Gander
Dalam Women’s
Studies Encyclopedia menjelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang
berupaya membuat pembedaan (distinction)
dalam hal peran, prilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki –
laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Hillary M. Lips dalam
bukunya yang terkenal Sex And Gender : An Introduction mengartikan gender
sebagai harapan – harapan budaya terhadap laki – laki dan perempuan (cultural expectations for woman and men).
Membahas permasalahan gender berarti membahas permasalahan perempuan dan juga
laki – laki dalam kehidupan masyarakat.
Perbedaan Konsep Gender dan
Jenis Kelamin
Pengertian gender itu berbeda dengan pengertian jenis kelamin (sex).
Tabel berikut ini menyajikan perbedaan konsep gender dan jenis kelamin dan
perbedaan konsep kodrati dan bukan kodrati.
Jenis Kelamin (Seks)
Contoh kodrati
|
Gender
Contoh Bukan Kodrati
|
Peran reproduksi kesehatan berlaku sepanjang masa.
|
Peran sosial bergantung pada waktu dan keadaan.
|
Peran reproduksi kesehatan ditentukan oleh Tuhan
atau kodrat.
|
Peran sosial bukan kodrat Tuhan tapi buatan manusia.
|
Menyangkut perbedaan organ biologis laki-laki dan
perempuan khususnya pada bagian alat-alat reproduksi.
Sebagai konsekuensi dari fungsi alat-alat
reproduksi, maka perempuan mempunyai fungsi reproduksi seperti menstruasi,
hamil, melahirkan dan menyusui; sedangkan laki-laki mempunyai fungsi membuahi
(spermatozoid).
|
Menyangkut perbedaan peran, fungsi, dan
tanggungjawab laki-laki dan perempuan sebagai hasil kesepakatan atau hasil
bentukan dari masyarakat.
Sebagai konsekuensi dari hasil kesepakatan
masyarakat, maka pembagian peran laki-laki adalah mencari nafkah dan bekerja
di sektor publik, sedangkan peran perempuan di sektor domestik dan
bertanggung jawab masalah rumahtangga.
|
Peran reproduksi tidak dapat berubah; sekali menjadi
perempuan dan mempunyai rahim, maka selamanya akan menjadi perempuan;
sebaliknya sekali menjadi laki-laki, mempunyai penis, maka selamanya menjadi
laki-laki.
|
Peran sosial dapat berubah:
Peran istri sebagai ibu rumahtangga dapat berubah
menjadi pekerja/ pencari nafkah, disamping masih menjadi istri juga.
|
Peran reproduksi tidak dapat dipertukarkan: tidak
mungkin peran laki-laki melahirkan dan perempuan membuahi.
|
Peran sosial dapat dipertukarkan
Untuk saat-saat tertentu, bisa saja suami dalam
keadaan menganggur tidak mempunyai pekerjaan sehingga tinggal di rumah
mengurus rumahtangga, sementara istri bertukar peran untuk bekerja mencari
nafkah bahkan sampai ke luar negeri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW).
|
Membuahi
|
Bekerja di dalam rumah dan dibayar (pekerjaan
publik/produktif di dalam rumah) seperti jualan masakan, pelayanan kesehatan,
membuka salon kecantikan, menjahit/ tailor, mencuci pakaian/loundry, mengasuh
dan mendidik anak orang lain (babbysitter/ pre-school).
|
Menstruasi
|
Bekerja di luar rumah dan dibayar (pekerjaan publik
di luar rumah).
|
Mengandung/ hamil
|
Bekerja di dalam rumah dan tidak dibayar (pekerjaan
domestik rumahtangga) seperti memasak, menyapu halanam, membersihkan rumah,
mencuci pakaian keluarga, menjahit pakaian keluarga.
|
Gender Dalam Dunia Pendidikan ?
Berbicara mengenai wacana gender dalam
pendidikan tidak lepas dari faktor lainnya seperti organisasi keluarga dan
pekerjaan, surplus ekonomi, kecanggihan tekhnologi, kepadatan penduduk dan
lainnya. Karena kesemuanya adalah variabel yang
saling mempengaruhi banyak hal tentang gender begitupun didalam fenomena
pendidikan.
Adanya pendidikan tidak saja melihat kepada pendidikan formal, namun harus dimulai dengan bagaimana pendidikan itu
dimulai. Tentu saja kita bisa melihat feanomena proses pendidikan dalam
keluarga dimana wanita sangat berperan sebagai produsen utama fungsi-fungsi
pokok keluarga.
Dalam keluarga perempuan secara tidak
langsung dididik menjadi seorang yang mengutamakan perasaan. Hal itu lantas
menjadi pola turun temurun sebagai hal yang dipandang alamiah maka timbulah
fenomena dalam pendidikan umumnya perempuan memilih studinya yang mengutamakan
perasaan dan kecerdsasan emosional. Contoh banyak perempuan lebih memilih studi
tentang keperawatan, pramugari, entertainer, psikolog, guru, dan lain lain.
Dibandingkan dengan fenomena yang ada
dimasa lalu gender sudah banyak memperoleh kesempatan yang sama dengan
laki-laki. Dulu banyak fenomena dimana orang tua lebih mengutamakan pendidikan
untuk anak laki-lakinya dengan berbagai alasan, tapi tidak dipungkiri mungkin
saat ini masih bisa terjadi.
Agar lebih jelas kelompok-kelompok
feminis dapat kita golongkan menjadi tiga golongan yakni feminis liberal,
radikal, dan sosialis.
a. Feminis Liberal adalah feminis yang mengusulkan
bahwasannya perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki, ciri dari
gerakan ini tidak mengusulkan perubahan struktur secara fundamental, melainkan
memasukan wanita kedalam struktur yang ada berdasarka prinsip kesetaraan dengan
laki-laki.
b.
Feminis radikal adalah lebih menekankan kebalikan dari feminis liberal,
jika sebelumnya kaum feminis mengusulkan kesetaraan kaum hawa dengan kaum adam
maka radikal tidak demikian, hal ini dapat dilihat dari usulan bahwasanya hak
antara laki-laki dan hak perempuan harus dibedakan. Misalnya wanita dan
laki-laki mengkonseptualkan kekuasaan secara berbeda, bila laki-laki lebih pada
mendominasi dan mengontrol orang lain maka perempuan lebih tertuju dalam
berbagi dan merawat keakuasaannya..
c.
Feminis Sosialis yang bertumpu pada teori Marx dan Engel
yang beraliran sintesa histories-matrealis. Menurut Engel laki-laki dan
perempuan berperan dalam pemeliharaan keluarga inti, namun karena tugas
tradisional wanita mencakup pemeliharaan rumah tangga dan penyiapan makanan
sedangkan tugas laki-laki mencari makan, memiliki dan memerintah budak serta
memiliki alat-alat produksi yang mendukung tugas tersebut.
Gender Guru Mempengaruhi
Prestasi Murid ?
Sebuah hasil penelitian yang bisa memicu
perdebatan dipublikasikan belum lama ini dalam jurnal Education Next.
Penelitian tersebut menyebutkan bahwa sebaiknya seorang murid diajar oleh guru
yang memiliki jenis gender sama.
Penelitian tersebut dilakukan oleh Thomas Dee, seorang profesor ekonomi di
Swarthmore College dan Stanford University. Meski menghadapi pro dan kontra
tetapi Dee tetap berkeyakinan bahwa gender berpengaruh dalam cara mengajar
seorang guru.
Dee tertarik untuk melakukan penelitian
karena ia melihat proporsi gender guru di AS tidak seimbang dalam kurun waktu
40 tahun terakhir. Guru perempuan yang ada di sana hampir mencapai 80
persen.
Ia lalu membuat semacam tes penilaian
tentang persepsi diri yang dilakukan oleh para murid dan guru. Hasilnya, murid
perempuan yang diajar oleh guru perempuan prestasinya meningkat, sedangkan
murid laki-laki nilainya turun dalam bidang bahasa Inggris, ilmu sosial dan
science.
Sebaliknya, ketika murid laki-laki
tersebut diajar oleh guru pria, nilai akademik mereka meningkat, tapi tidak
dengan murid perempuan. Selain mempengaruhi nilai akademik, menurut Dee, gender
guru juga berpengaruh dalam sikap dan perilaku para murid.
Sebagai contoh, dalam kelas yang
dipimpin oleh guru perempuan, murid laki-lakinya cenderung suka mengganggu di
kelas, sedangkan murid perempuan lebih penuh perhatian dan mudah diatur.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar