Minggu, 05 Juni 2016

Seks & Gender




Seks And Gender
           Seks adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara biologis melekat pada jenis kelamin tertentu. Seks berarti perbedaan laki-laki dan perempuan sebagai mahluk yang secara kodrati memiliki fungsi-fungsi organisme yang berbeda. Dalam arti perbedaan jenis kelamin seks mengandung pengertian laki-laki dan perempuan terpisah secara biologis. Laki-laki  memiliki fisik yang kuat, otot yang kuat, memiliki jakun, bersuara berat, memiliki penis, testis, sperma, yang berfungsi untuk alat reproduksi dalam meneruskan keturunan. Perempuan dan laki-laki memiliki ciri yang berbeda.
Perempuan memiliki hormon yang berbeda dengan laki-laki, sehingga terjadi menstruasi, perasaan yang sensitif, serta ciri-ciri fisik dan postur tubuh yang berbeda dengan laki-laki, seperti bentuk pinggul yang lebih besar daripada laki-laki. Secara biologis alat-alat biologis tersebut melekat pada laki-laki dan perempuan selamanya, fungsinya tidak dapat dipertukarkan. Secara permanen tidak berubah dan merupakan ketentuan biologi atau ketentuan Tuhan (kodrat). Kata ’gender’ sering diartikan sebagai kelompok laki-laki, perempuan, atau perbedaan jenis kelamin.
      Namun sebenarnya konsep gender adalah sifat yang melekat pada kaum laki-laki dan perempuan yang dibentuk oleh faktor-faktor social maupun budaya, sehingga lahir beberapa anggapan tentang peran social dan budaya laki-laki dan perempuan. Bentukan social atas laki-laki dan perempuan itu antara lain: kalau perempuan dikenal sebagai mahluk yang lemah, lembut, cantik, emosional, atau keibuan. Sedangkan laki-laki dianggap kuat, rasional, jantan dan perkasa.Sifat-sifat di atas dapat dipertukarkan dan berubah dari waktu kewaktu.




Pengertian Seks dan Gander
       Seks adalah perbedaan jenis kelamin yang telah ditentukan oleh Allah SWT berdasarkan
Fungsi biologis. Misal: Laki – laki dapat memproduksi sperma, dan punya jakun  Perempuaam bisa hamil dan mempunyai rahim. Sedangkan Gender adalah perbedaan jenis kelamin berdasarkan pada peran dan tanggung jawabnya yang ditetapkan oleh masyarakat. Pembahasan gender lebih menekankan pada karakteristik seperti perilaku, sikap, danperan yang menempel atau ada pada pria dan wanita yang berasal dari konstruksi sosial. Karena itu,karakteristik tersebut (perilaku, sikap, dan peran) dapat dipertukarkan.
       Dalam hal ini, pria dapat berperan selayaknya pria namun juga bisa berperan sebagai wanita (menjalani nilai-nilai feminin: memasak, menjahit, menjaga anak, dan sebagainya). Sedangkan wanita juga dapat berperan sebagaimana seorang wanita, namun sudah banyak sekarang wanita yang menggeluti peran pria juga (menjalani nilai-nilai maskulin: menarik becak, bekerja di kantor sebagai wanita karir, supir Busway, dan sebagainya).

Perbedaan antara gender dengan seks adalah sebagai berikut :

GENDER
SEKS
Bisa berubah
Tidak bisa berubah
Bisa dipertukarkan
Tidak bisa dipertukarkan
Tergantung musim
Berlaku sepanjang masa
Tergantung budaya
Berlaku di mana saja
Berbeda antara satu kelas dengan kelas lainnya
Berlaku bagi kelas dan warna kulit apa saja
Bukan kodrat Tuhan, tapi buatan masyarakat.
Ditentukan oleh Allah SWTatau kodrat



Pembagian peran gender antara laki-laki dan perempuan dapat diuraikan sebagai berikut :

LAKI-LAKI
PEREMPUAN
Produktif. Misalnya, cepat menyelesaikan suatu pekerjaan dan banyak menciptakan/menghasilkan sesuatu.
Reproduktif.
Mengatur peran publik/umum seperti pemerintahan.
Mengatur peran yang sifatnya berkaitan dengan rumah tangga/domestik.
Bersifat maskulin/jantan. Misalnya, berani dan tidak cengeng.
Bersifat feminin/kewanitaan. Misalnya, berkata dengan lemah lembut.
Pencari nafkah utama
Pencari nafkah tambahan.



 Diskriminasi Gender
      Diskriminasi gender pada dasarnya adalah pembedaan, penyingkiran, pembatasan ,atau sikap
pilih kasih yang dilakukan seseorang kepada orang lain karena alasan jenis kelamin.            Diskriminasi gender rmengakibatkan penolakan atas pengakuan dan keterlibatan gender dalam suatu aktivitas atau organisasi, serta pelanggaran atas hak asasi dalam bidang politik,ekonomi, social dan budaya.  Diskriminasi gender dapat terjadi dalam berbagai cara, di antaranya adalah sebagai berikut.

          1.         Diskriminasi secara langsung
          2.         Diskriminasi secara tidak langsung
          3.         Diskriminasi sistematik

 


 Pengertian Gender dan Perbedaannya dengan Seks Dalam Pendidikan
      Istilah gender pada awalnya dikembangkan sebagai suatu analisis ilmu sosial oleh Ann Oakley, dan sejak saat itulah menurutnya gender lantas dianggap sebagai alat annalisis yang baik untuk memahami persoalan diskriminasi terhadap kaum perempuan secara umum.
       Gender berbeda dengan jenis kelamin (seks). Seks adalah pembagian jenis kelamin yang ditentukan secara biologis dan melekat pada jenis kelamin tertentu. Oleh karena itu, konsep jenis kelamin digunakan untuk membedakan laki-laki dan perempuan berdasarkan unsur biologis dan anatomi tubuh.
       Sedangkan Gender adalah suatu istilah yang digunakan untuk menggambarkan perbedaan antara laki-laki dan perempuan secara sosial. Gender adalah kelompok atribut dan prilaku yang dibrntuk secara kultural yang ada pada laki-laki dan perempuan.
       Gender adalah konsep hubungan sosial yang membedakan (memilahkan atau memisahkan)  fungsi dan peran anttara laki-laki dan perempuan. Perbedaan fungsi dan peran itu tidak ditentukan karena keduanya terdapat perbedaan biologis atau kodrat, melainkan dibedakan menurut kedudukan, fungsi, dan peran masing-masing dalam berbagai bidang kehidupan dan pembangunan.


 Pengertian Konsep Gender
            Istilah gender diperkenalkan oleh para ilmuwan sosial untuk menjelaskan perbedaan perempuan dan laki-laki yang bersifat bawaan sebagai ciptaan Tuhan dan yang bersifat bentukan budaya yang dipelajari dan disosialisasikan sejak kecil. Pembedaan ini sangat penting, karena selama ini sering sekali mencampur adukan ciri-ciri manusia yang bersifat kodrati dan yang bersifat bukan kodrati (gender).
           Perbedaan peran gender ini sangat membantu kita untuk memikirkan kembali tentang pembagian peran yang selama ini dianggap telah melekat pada manusia perempuan dan laki-laki untuk membangun gambaran relasi gender yang dinamis dan tepat serta cocok dengan kenyataan yang ada dalam masyarakat. Perbedaan konsep gender secara sosial telah melahirkan perbedaan peran perempuan dan laki-laki dalam masyarakatnya.
          Secara umum adanya gender telah melahirkan perbedaan peran, tanggung jawab, fungsi dan bahkan ruang tempat dimana manusia beraktivitas. Sedemikian rupanya perbedaan gender ini melekat pada cara pandang kita, sehingga kita sering lupa seakan-akan hal itu merupakan sesuatu yang permanen dan abadi sebagaimana permanen dan abadinya ciri biologis yang dimiliki oleh perempuan dan laki-laki.
          Kata gender dapat diartikan sebagai perbedaan peran, fungsi, status dan tanggungjawab pada laki-laki dan perempuan sebagai hasil dari bentukan (konstruksi) sosial budaya yang tertanam lewat proses sosialisasi dari satu generasi ke generasi berikutnya.
           Dengan demikian gender adalah hasil kesepakatan antar manusia yang tidak bersifat kodrati. Oleh karenanya gender bervariasi dari satu tempat ke tempat lain dan dari satu waktu ke waktu berikutnya. Gender tidak bersifat kodrati, dapat berubah dan dapat dipertukarkan pada manusia satu ke manusia lainnya tergantung waktu dan budaya setempat.
                             


Teori Gander
          Dalam Women’s Studies Encyclopedia menjelaskan bahwa gender adalah suatu konsep kultural yang berupaya membuat pembedaan (distinction) dalam hal peran, prilaku, mentalitas, dan karakteristik emosional antara laki – laki dan perempuan yang berkembang dalam masyarakat. Hillary M. Lips dalam bukunya yang terkenal Sex And Gender : An Introduction mengartikan gender sebagai harapan – harapan budaya terhadap laki – laki dan perempuan (cultural expectations for woman and men). Membahas permasalahan gender berarti membahas permasalahan perempuan dan juga laki – laki dalam kehidupan masyarakat.

Perbedaan Konsep Gender dan Jenis Kelamin

          Pengertian gender itu berbeda dengan pengertian jenis kelamin (sex). Tabel berikut ini menyajikan perbedaan konsep gender dan jenis kelamin dan perbedaan konsep kodrati dan bukan kodrati.

Jenis Kelamin (Seks)
Contoh kodrati
Gender
Contoh Bukan Kodrati
Peran reproduksi kesehatan berlaku sepanjang masa.
Peran sosial bergantung pada waktu dan keadaan.
Peran reproduksi kesehatan ditentukan oleh Tuhan atau kodrat.
Peran sosial bukan kodrat Tuhan tapi buatan manusia.
Menyangkut perbedaan organ biologis laki-laki dan perempuan khususnya pada bagian alat-alat reproduksi.
Sebagai konsekuensi dari fungsi alat-alat reproduksi, maka perempuan mempunyai fungsi reproduksi seperti menstruasi, hamil, melahirkan dan menyusui; sedangkan laki-laki mempunyai fungsi membuahi (spermatozoid).
Menyangkut perbedaan peran, fungsi, dan tanggungjawab laki-laki dan perempuan sebagai hasil kesepakatan atau hasil bentukan dari masyarakat.
Sebagai konsekuensi dari hasil kesepakatan masyarakat, maka pembagian peran laki-laki adalah mencari nafkah dan bekerja di sektor publik, sedangkan peran perempuan di sektor domestik dan bertanggung jawab masalah rumahtangga.
Peran reproduksi tidak dapat berubah; sekali menjadi perempuan dan mempunyai rahim, maka selamanya akan menjadi perempuan; sebaliknya sekali menjadi laki-laki, mempunyai penis, maka selamanya menjadi laki-laki.
Peran sosial dapat berubah:
Peran istri sebagai ibu rumahtangga dapat berubah menjadi pekerja/ pencari nafkah, disamping masih menjadi istri juga.
Peran reproduksi tidak dapat dipertukarkan: tidak mungkin peran laki-laki melahirkan dan perempuan membuahi.
Peran sosial dapat dipertukarkan
Untuk saat-saat tertentu, bisa saja suami dalam keadaan menganggur tidak mempunyai pekerjaan sehingga tinggal di rumah mengurus rumahtangga, sementara istri bertukar peran untuk bekerja mencari nafkah bahkan sampai ke luar negeri menjadi Tenaga Kerja Wanita (TKW).
Membuahi
Bekerja di dalam rumah dan dibayar (pekerjaan publik/produktif di dalam rumah) seperti jualan masakan, pelayanan kesehatan, membuka salon kecantikan, menjahit/ tailor, mencuci pakaian/loundry, mengasuh dan mendidik anak orang lain (babbysitter/ pre-school).
Menstruasi
Bekerja di luar rumah dan dibayar (pekerjaan publik di luar rumah).
Mengandung/ hamil
Bekerja di dalam rumah dan tidak dibayar (pekerjaan domestik rumahtangga) seperti memasak, menyapu halanam, membersihkan rumah, mencuci pakaian keluarga, menjahit pakaian keluarga.

 Gender Dalam Dunia Pendidikan ?
         Berbicara mengenai wacana gender dalam pendidikan tidak lepas dari faktor lainnya seperti organisasi keluarga dan pekerjaan, surplus ekonomi, kecanggihan tekhnologi, kepadatan penduduk dan lainnya. Karena kesemuanya adalah variabel yang saling mempengaruhi banyak hal tentang gender begitupun didalam fenomena pendidikan.
         Adanya pendidikan tidak saja melihat kepada pendidikan formal, namun harus dimulai dengan bagaimana pendidikan itu dimulai. Tentu saja kita bisa melihat feanomena proses pendidikan dalam keluarga dimana wanita sangat berperan sebagai produsen utama fungsi-fungsi pokok keluarga.
        Dalam keluarga perempuan secara tidak langsung dididik menjadi seorang yang mengutamakan perasaan. Hal itu lantas menjadi pola turun temurun sebagai hal yang dipandang alamiah maka timbulah fenomena dalam pendidikan umumnya perempuan memilih studinya yang mengutamakan perasaan dan kecerdsasan emosional. Contoh banyak perempuan lebih memilih studi tentang keperawatan, pramugari, entertainer, psikolog, guru, dan lain lain.
       Dibandingkan dengan fenomena yang ada dimasa lalu gender sudah banyak memperoleh kesempatan yang sama dengan laki-laki. Dulu banyak fenomena dimana orang tua lebih mengutamakan pendidikan untuk anak laki-lakinya dengan berbagai alasan, tapi tidak dipungkiri mungkin saat ini masih bisa terjadi.
       Agar lebih jelas kelompok-kelompok feminis dapat kita golongkan menjadi tiga golongan yakni feminis liberal, radikal, dan sosialis.
 a.  Feminis Liberal adalah feminis yang mengusulkan bahwasannya perempuan mempunyai hak yang sama dengan laki-laki, ciri dari gerakan ini tidak mengusulkan perubahan struktur secara fundamental, melainkan memasukan wanita kedalam struktur yang ada berdasarka prinsip kesetaraan dengan laki-laki.
 b. Feminis radikal adalah lebih menekankan kebalikan dari feminis liberal, jika sebelumnya kaum feminis mengusulkan kesetaraan kaum hawa dengan kaum adam maka radikal tidak demikian, hal ini dapat dilihat dari usulan bahwasanya hak antara laki-laki dan hak perempuan harus dibedakan. Misalnya wanita dan laki-laki mengkonseptualkan kekuasaan secara berbeda, bila laki-laki lebih pada mendominasi dan mengontrol orang lain maka perempuan lebih tertuju dalam berbagi dan merawat keakuasaannya..
 c. Feminis Sosialis yang bertumpu pada teori Marx dan Engel yang beraliran sintesa histories-matrealis. Menurut Engel laki-laki dan perempuan berperan dalam pemeliharaan keluarga inti, namun karena tugas tradisional wanita mencakup pemeliharaan rumah tangga dan penyiapan makanan sedangkan tugas laki-laki mencari makan, memiliki dan memerintah budak serta memiliki alat-alat produksi yang mendukung tugas tersebut.


 Gender Guru Mempengaruhi Prestasi Murid ?
         Sebuah hasil penelitian yang bisa memicu perdebatan dipublikasikan belum lama ini dalam jurnal Education Next. Penelitian tersebut menyebutkan bahwa sebaiknya seorang murid diajar oleh guru yang memiliki jenis gender sama.
      Penelitian tersebut dilakukan oleh Thomas Dee, seorang profesor ekonomi di Swarthmore College dan Stanford University. Meski menghadapi pro dan kontra tetapi Dee tetap berkeyakinan bahwa gender berpengaruh dalam cara mengajar seorang guru.
        Dee tertarik untuk melakukan penelitian karena ia melihat proporsi gender guru di AS tidak seimbang dalam kurun waktu 40 tahun terakhir. Guru perempuan  yang ada di sana hampir mencapai 80 persen.
      Ia lalu membuat semacam tes penilaian tentang persepsi diri yang dilakukan oleh para murid dan guru. Hasilnya, murid perempuan yang diajar oleh guru perempuan prestasinya meningkat, sedangkan murid laki-laki nilainya turun dalam bidang bahasa Inggris, ilmu sosial dan science.
       Sebaliknya, ketika murid laki-laki tersebut diajar oleh guru pria, nilai akademik mereka meningkat, tapi tidak dengan murid perempuan. Selain mempengaruhi nilai akademik, menurut Dee, gender guru juga berpengaruh dalam sikap dan perilaku para murid.
      Sebagai contoh, dalam kelas yang dipimpin oleh guru perempuan, murid laki-lakinya cenderung suka mengganggu di kelas, sedangkan murid perempuan lebih penuh perhatian dan mudah diatur.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar